http://www.zwani.com/graphics/animated/”>http://images.zwani.com/graphics/animated/images/animated26.gif” alt=”zwani.com myspace graphic comments” border=0>
http://www.zwani.com/graphics/animated/” target=”_blank”>Myspace Animated Comments

Read more about Dunia Komputer: Kode Animasi Lucu Dan Keren Buat Blog Kamu by komputer-rifai.blogspot.com

Sabtu, 12 Januari 2013

TAK HARUS MEMILIKI


“Ada hari yang menjerat, merambat kedalam nyanyian jiwa.
Dan burung-burung terpekur, menjalin kebisuan kian mati.
Lamat dan pasti, bersumberlah segala rasa dan pusara.
Yang malahirkan induk kesepian.
Mencari keramaian ke ujung-ujung jari, hingga terlalap lelah tanpa tenaga yang singgah dalam jiwa”

            Sepi yang kurasa akhir-akhir ini. Namun bila ku bersama dengan mereka, tak lagi ku temui kesepian itu yang kian merambat dalam hidupku. Mereka itu adalah kawan-kawanku. Banyak memang kawan-kawanku, tapi dari sekian itu ada dua kawan yang sering bersamaku, yah…  bisa dibilang dekatlah. Sebut saja mereka Lia dan Izah. Dua kawanku ini sudah seperti kedua orang tuaku, yang suka memarahiku jika ku melakukan kesalahan. Hehehe …
Kita sesering mungkin meluangkan waktu untuk bermain bersama, di tengah kesibukkan sekolah akhir-akhir ini. Dan meluangkan untuk bercerita bersama keluh kesah. Diantara kita yang sering curahat keluh kesah adalah aku, dan yang paling dewasa menangani masalah adalah Izah. Sedangkan Lia adalah si cewek yang praktis, bisa dibilang cuek sih, tapi perhatian. Kita bertuga dibilang saling melengkapi perbedaan iya.., tapi jika dibilang saling mempunyai kesaman juga iya… meski watak kita berbeda, namun prinsip kita sama.
Setelah Lia tak satu kelas denganku dan Iza, kedekatan kami mulai merenggang. Seiring berjalannya waktu, Lia terlihat beda, semenjak ia sudah dekat dengan teman-teman satu kelasnya. Terlihat lebih cuek sama kita berdua, tak seperti biasanya. Tak bisa ku tepiskan rasa ini, bila sesungguhnya hatiku ini cemburu, bila melihat ia lebih dekat dengan teman barunya. Seakan ia tlah melupakanku. “Apakah ia tak rindu denagan kita berdua ya?”,tanya dalam hatiku ketika aku dan Iza sedang melihat Lia bersama teman-temannya tanpa menyapa kita berdua yang tak jauh dari tempat dimana ia sedang duduk bersama temannya.
“Entah sampai kapan ia menjadi seperti itu kepada kita, Za?”,bisikku pada Iza.
“Sudahlah Cha…tak usah kau fikirkan terlalu dalam, Lia tak pernah berubah, ia tetaplah kawan kita. Mungkin ia mempunyai alasan dibalik sikapnya itu yang terlihat berubah, yang belum kita ketahui alasannya,”balas Iza sembari mentulakan kakinya saat duduk disampingku.
“Tapi .. tapi, Za.. kenapa dia berubah mendadak seperti itu tanpa jelas? Iya kan? Kamu pun merasakan itu kan?”,desakku pada Iza yang sedang asyik melihat pepohonan yang ada dibelakang sekolah.
“Lihatlah, Cha…”,dengan menunjukkan jarinya kepohonh yang terlihat dari atas balkon depan kelas. Heran ku rasakan… kenapa si cewek dewasa ini menunjukkan pohon itu yaa?, Tanya dalam hatiku saat dia tunjukkan pohon itu.
“Hmmm… terus ada apa dengan pohon itu, Za? Ada hubunganny kah dengan perubahan Lia?”,sontak pertanyaanku yang berturu dengannya, yang masih asyik memandangi pohon itu.
“Rasakan hembusan angin itu Cha, kedalam pori-pori kulitmu, dan tataplah sejenak pohon yang bergerak itu, renungkanlah bahwa tanpa angin pohon itu tak bisa bergerak seindah itu, dan tanpa angin pun tubuh kita takkan merasakkan betapa sejukknya hembusan angin yang menyentuh kita,”jelasanya dengan penuh kelembutan dan serta sembari merangkul bahuku. Entah kenapa dengar kata-katanya barusan tadi hatiku tersentuh. Mungkinkah aku terlalu mendalami kata-katanya.
“Seperti itulah kehidupan di dunia ini, saling membutuhkan satu sama lain seperti halnya Lia, yang tak bisa kau paksakan terus dengan kita Cha. Dia juga butuh orang lain, dan butuh teman baru lagi, mungkin kalau dia tak berteman akrab dengan teman sekelasnya, dia sekarang mungkin menjadi sosok cewek yang pendiam tanpa punya teman selain kita, iya kan? Renungkanlah Cha, hilangkan rasa egoismu yang ingin selalu memaksakkan Lia bersama kita,”jelasnya lagi padaku sembari memelukku. Setelah kudengarkan kata-katanya ku mulai memahami arti dari perubahan Lia kepadaku. Memang benar kata Iza… Hmmm…salut aku padamu Zaa…, kau dewasa dalam menangani masalah, mungkin yang membuatmu dewasa adalah semenjak kau hidup tanpa sosok ibumu yang tlah lama meninggalkanmu dan keluarga kecilmu. Hebat kamu za… Batinku memujinya dalam pelukkannya.
“Siang itu
Ku menyadari bahwa kami
Tak harus saling memiliki
Tapi
Salinglah memahami satu sama lain
Agar tercipta kekerabatan yang erat
Agar tercipta juga keharmonisan dalam menjalin hubungan
Tanpa harus
Menyalahkan keadaan yang berlangsung seketika
Hal itulah yang dapay mencipkan perpisahan”

0 komentar:

Posting Komentar